Mengalah

Peristiwa selalu menjadi bahan didikan yang baik. Begitu benarnya didikan Allah pada rasul dan sahabat hingga menjadi manusia terbaik zaman akhir ini.

Selalunya cerita-cerita sahabat berlegar di sekeliling kita. Cerita nabi dan rasul buat pedoman. Dan juga cerita dari pengalaman singkat tapi panjang para pejuang kotemporari kita, im.

Hari ini, di hadapan saya punya 3 wajah yang eager, bersemangat dan curious. Begitu tekun mendengar dan kadang kadang tersengguk juga.

Jika mereka tahu apa yang saya rasa dan lalui, pastinya butir-butir yang keluar ibarat permainan peluru plastik. Seperti bertih jagung bercerita tetapi hakikatnya sepahit kopi pagi untuk atuk.

Saya orang yang mungkin paling kecewa, dek melayani perasaan ditolak mentah-mentah oleh adik-cum anak yang comel lote untuk bersama-sama ke SH kali ini. Sedih bukan kepalang, terkebil-kebil membaca facebook comment yang mengutus kata putus untuk tidak dapat hadir.

Pujuk diri. Kita hanya daie, bukan penghukum.

Saya biarkan sahaja keputusan itu. Tiada paksaan, tiada pujukan lagi.

Kini yang pasti, walaupun bertiga, itu lebih baik dari dunia dan seisinya. Mengapa sedih sedangkan ada orang yang menyahut panggilan dakwah ini dan bersedia di tarbiyah. Maka, lihat ke hadapan dan teruskan perjalanan.

Planning kita bukan sehari, bukan juga sekadar setahun. Planning kita untuk generasi mendatang, yang masanya melebihi umur kita. Meskipun mati, sesungguhnya cita-cita itu tidak mati, andai dikandung dengan hati, hati yang menyangkut hanya Allah, mengikut syariatNya, berpegang pada janjiNya. Impian kita , impian kita berumur lebih seratus tahun. Kita berusaha hari ini bukan untuk kejayaan bulan depan, tahun depan atau abad depan. Ia mungkin untuk 2 ratus tahun lagi....

Comments

Popular Posts